Sabtu, 16 Maret 2013

Menguak buku perpustakaan untuk rakyat


Sa’idatin/11140017/A
Assalamu’alaikuum..., baca lagi yuuk....!!
Seminar Kuliah Umum
Dalam rangka bedah buku “ Perpustakaan Untuk Rakyat”,
Bersama 3 narasumber yaitu:
·     Bapak Blasius Sudarsono M.Lis,
·     Ibu Alfia Rosdiana M.Pd,
·     Mbak Ratih Rahmawati
Yang dimoderatori oleh Bapak Ani Masruri S.AG.,S.IP.,M.Si


Sobat, ketahuilah perpustakaan sebenanya sudah ada sejak zaman dulu, yaitu pada masa pemerintahan Arab khalifah Abbasid al-Makmun. Ayat Al-Qur’an yang diturunkan pertama kali adalah Iqro’” yang artinya bacalah. Ini membuktikan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada umat manusia untuk membaca.
Pemateri pertama dari Ibu Alfia Rosdiana M.Pd . Beliau mengemukakan antara TBM dan Perpustakaan. Banyak orang bilang TBM bukanlah perpustakaan. Banyak teori tentang kegiatan perpustakaan. Kegiatan di perpustakaan tidak sekedar mengelola perpustakaan, mengkatalogisasi, mengklasifikasi buku saja tetapi bagaimana mengahadapi masyarakat. Apabila ingin mendirikan TBM, maka harus dikomunikasikan dengan aparat setempat. Di Yogyakarta ada 230 TBM, namun kebanyakan TBM nya tidak berkembang. Oleh karena itu hadirnya buku “perpustakaan untuk rakyat” ini bertujuan untuk menginspirasi dan motivasi para pustakawan.
Banyak pejabat-pejabat yang dialihkan perpustakaan, mengapa ketika lepasan pejabat itu larinya harus keperpustakaan maka mengapa seolah-olah perpustakaan dijadikan tempat buangan? Itu tergantung persepsi kita masing-masing  Pustakawan harus dinamis, bagaimana caranya agar perpustakaan itu bisa berkembang.Pustakawan menuju jiwa kepustakawanan untuk mendekatkan diri kepadamasyarakat sekaligus berimbas pada masyarakat kita.
Pemateri kedua oleh Mbak Ratih Rahmawati, mahasiswi UI  yang sedang menggarap skripsi juga menggarap buku “Perpustakaan untuk rakyat” Untuk penggarapan buku Pak Blasius dan mbak Ratih mempersiapkan selama 3 minggu “perpustakaan untuk rakyat”. Hanya semangat yang memberi harapan untuk penggarapan buku tersebut. Pemateri yang kedua ini tidak terlalu menyampaikan hal yang banyak, akan tetapi lebih ke menantang para mahasiswa untuk bertanya, dari sinilah akan memperoleh pembahasan dari pemateri.
Sambutan narasumber yang ketiga dari Bpak Blasius M.Lis. Beliau mengemukakan bahwa pustakawan harus mempunyai jiwa menulis. Menulis itu tidak mudah, beliau pernah menawarkan beberapa mahasiswa untuk diajak menulis tetapi tidak ada yang mau, maka untuk kedepannya perlu mencetak kader-kader pustakawan baru yang bukan sekedar pustakawan biasa tapi juga memiliki jiwa penulis.  Beliau menganalogikan antara perpustakaan dan supermarket. Diantara kedua tersebut memiliki pelayanan, tapi apakah pemilik supermarket ikut melayani juga, tentu saja tidak. Tapi kalau perpustakaan semua pihak harus bertanggung jawab. Finally “Library is Librarian”. Artinya yang dibelakang perpustakaan itulah pustakawannya, pustakawan yang memiliki jiwa dan roh kepustakawanan.
Dalam pembukaan UUD 1945 tujuan kemerdekaan adalah untuk kesejahteraan umum dan kecerdasan hidup manusia. Dalam kutipan ini TBM ataupun perpustakaan bukanlah tujuan akhir.
Di dalam buku “perpustkaan untuk rakyat”  terdapat 4 pilar kepustakawan yaitu:
1.      Pustakawan sebagai panggilan hidup
2.      Pustakawan Mempunyai semangat hidup
3.      Pustakawan merupakan karya pelayanan
4.      Melaksanakan dengan profesional. Biasanya orang mengklaim  yang dikerjakan adalah profesioanal yang ekuivalen tetapi tidak semua.
Kepustakawanan harus mempunyai kemampuan dan kemauan.karena mampu tidak selalu mau, tetapi lebih ke arah kemauan. Kalau sudah ada kemauan akan mencari kemampuan.
Ada 4 kemampuan yang dimiliki pustakawan:
o   Pustakawan harus bisa berpikir kritis di semua aspek bidang, baik dalam pengembangan perpustakaan maupun di masayarakat.
o   Membaca.Pustakawan tidak hanya membaca teks tulisan tetapi mampu membaca dunia.
o   Menulis. Menulis  merupakan bentuk rasa syukur kita karena bisa berpikir dan harus dilestarikan,
   direkam  dan didokumentasikan karena rasa syukur harus kita bagi kepada sesama.
o   Kemampuan enterprenour. Perpustakaan merupakan  akumulasi dari  record calture.
o   Etika. Pustakawan harus mempunyai etika karena menyangkut moral. Dalam pelayanan publik banyak sekali permasalahan. Misalnya pada internet. Banyak yang mengakses dari internet daripada harus berhadapan langsung dengan pustakawan.
Pustakawan harus mempunyai kemampuan dan kemauan agar menghasilkan Bright, Right, dan Rich (cerdas, benar, dan kaya) yang nantinya akan muncul manfaat yang benar dan besar.
     .
Sekian dari saya semoga bermanfaat,, wassalamu'alaikum.............,

Tidak ada komentar: