Sa’idatin/11140017/A
Assalamu’alaikuum..., baca lagi yuuk....!!
Seminar Kuliah Umum
Dalam rangka bedah buku “ Perpustakaan
Untuk Rakyat”,
Bersama 3 narasumber yaitu:
·
Bapak
Blasius Sudarsono M.Lis,
·
Ibu
Alfia Rosdiana M.Pd,
· Mbak Ratih Rahmawati
Yang dimoderatori oleh Bapak Ani
Masruri S.AG.,S.IP.,M.Si
Sobat, ketahuilah perpustakaan sebenanya sudah
ada sejak zaman dulu, yaitu pada masa pemerintahan Arab khalifah Abbasid
al-Makmun. Ayat Al-Qur’an yang diturunkan pertama kali adalah “Iqro’”
yang artinya bacalah. Ini membuktikan bahwa Allah SWT memerintahkan kepada
umat manusia untuk membaca.
Pemateri pertama dari Ibu Alfia Rosdiana M.Pd .
Beliau mengemukakan antara TBM dan Perpustakaan. Banyak orang bilang TBM
bukanlah perpustakaan. Banyak teori tentang kegiatan perpustakaan. Kegiatan di
perpustakaan tidak sekedar mengelola perpustakaan, mengkatalogisasi,
mengklasifikasi buku saja tetapi bagaimana mengahadapi masyarakat. Apabila
ingin mendirikan TBM, maka harus dikomunikasikan dengan aparat setempat. Di
Yogyakarta ada 230 TBM, namun kebanyakan TBM nya tidak berkembang. Oleh karena
itu hadirnya buku “perpustakaan untuk rakyat” ini bertujuan untuk
menginspirasi dan motivasi para pustakawan.
Banyak pejabat-pejabat yang dialihkan
perpustakaan, mengapa ketika lepasan pejabat itu larinya harus keperpustakaan
maka mengapa seolah-olah perpustakaan dijadikan tempat buangan? Itu tergantung
persepsi kita masing-masing Pustakawan
harus dinamis, bagaimana caranya agar perpustakaan itu bisa berkembang.Pustakawan
menuju jiwa kepustakawanan untuk mendekatkan diri kepadamasyarakat sekaligus
berimbas pada masyarakat kita.
Pemateri kedua oleh Mbak Ratih Rahmawati,
mahasiswi UI yang sedang menggarap
skripsi juga menggarap buku “Perpustakaan untuk rakyat” Untuk
penggarapan buku Pak Blasius dan mbak Ratih mempersiapkan selama 3 minggu “perpustakaan
untuk rakyat”. Hanya semangat yang memberi harapan untuk penggarapan buku
tersebut. Pemateri yang kedua ini tidak terlalu menyampaikan hal yang banyak,
akan tetapi lebih ke menantang para mahasiswa untuk bertanya, dari
sinilah akan memperoleh pembahasan dari pemateri.
Sambutan narasumber yang ketiga dari Bpak
Blasius M.Lis. Beliau mengemukakan bahwa pustakawan harus mempunyai jiwa
menulis. Menulis itu tidak mudah, beliau pernah menawarkan beberapa mahasiswa
untuk diajak menulis tetapi tidak ada yang mau, maka untuk kedepannya perlu
mencetak kader-kader pustakawan baru yang bukan sekedar pustakawan biasa tapi
juga memiliki jiwa penulis. Beliau
menganalogikan antara perpustakaan dan supermarket. Diantara kedua tersebut
memiliki pelayanan, tapi apakah pemilik supermarket ikut melayani juga, tentu
saja tidak. Tapi kalau perpustakaan semua pihak harus bertanggung jawab. Finally
“Library is Librarian”. Artinya yang dibelakang perpustakaan itulah
pustakawannya, pustakawan yang memiliki jiwa dan roh kepustakawanan.
Dalam pembukaan UUD 1945 tujuan kemerdekaan
adalah untuk kesejahteraan umum dan kecerdasan hidup manusia. Dalam kutipan ini
TBM ataupun perpustakaan bukanlah tujuan akhir.
Di dalam buku “perpustkaan untuk rakyat” terdapat 4 pilar kepustakawan yaitu:
1. Pustakawan sebagai panggilan hidup
2. Pustakawan Mempunyai semangat hidup
3. Pustakawan merupakan karya pelayanan
4. Melaksanakan dengan profesional.
Biasanya orang mengklaim yang dikerjakan
adalah profesioanal yang ekuivalen tetapi tidak semua.
Kepustakawanan harus mempunyai kemampuan dan
kemauan.karena mampu tidak selalu mau, tetapi lebih ke arah kemauan. Kalau
sudah ada kemauan akan mencari kemampuan.
Ada 4 kemampuan yang dimiliki pustakawan:
o
Pustakawan
harus bisa berpikir kritis di semua aspek bidang, baik dalam pengembangan
perpustakaan maupun di masayarakat.
o
Membaca.Pustakawan
tidak hanya membaca teks tulisan tetapi mampu membaca dunia.
o
Menulis.
Menulis merupakan bentuk rasa syukur
kita karena bisa berpikir dan harus dilestarikan,
direkam dan didokumentasikan karena rasa syukur harus kita bagi kepada sesama.
direkam dan didokumentasikan karena rasa syukur harus kita bagi kepada sesama.
o
Kemampuan
enterprenour. Perpustakaan merupakan
akumulasi dari record calture.
o
Etika.
Pustakawan harus mempunyai etika karena menyangkut moral. Dalam pelayanan
publik banyak sekali permasalahan. Misalnya pada internet. Banyak yang
mengakses dari internet daripada harus berhadapan langsung dengan pustakawan.
Pustakawan harus mempunyai kemampuan dan
kemauan agar menghasilkan Bright, Right, dan Rich (cerdas,
benar, dan kaya) yang nantinya akan muncul manfaat yang benar dan besar.
.
Sekian dari saya semoga bermanfaat,, wassalamu'alaikum.............,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar